Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Beberapa hari lagi KPU akan mengadakan
pemilihan presiden. Juga, rakyat sudah mulai bersiap-siap untuk memilih calon
presiden terbaik mereka. Rasa fanatisme terhadap seorang capres yang berlebihan
kadang-kadang bisa membuat fans itu membuat kampanye negatif atau dalam bahasa
Inggris disebut Black Campaign . Sebetulnya, juga seharusnya,
jika kita bisa berkampanye dengan tentram, kenapa harus melakukan Black
Campaign? Pikirkanlah lagi.
Saya selaku salah satu dari ratusan anak pengguna sosmed di Kota Batu, melihat lewat media sosial juga lumayan banyak tersebar Black
Campaign tersebut. Bentuknya juga bermacam-macam, ada yang
hujat-menghujat, membuka kemudian menyebarkan aib capres yang tidak disukainya,
hingga mengedit wajah capres lain, alhasil buruklah wajahnya.
Tapi, meskipun saya juga fanatik terhadap
salah satu pasangan capres-cawapres, saya tidak pernah melakukan Black
Campaign tersebut. Malah saya
pelanggan foto-foto Black Campaign itu. Tapi, itu dulu. Sekarang
pengguna sosmed ramai berkampanye dengan damai, tanpa menjelek-jelekkan capres lain.
Bagaimana opini Anda terhadap kampanye hitam?
Opini saya: Sudah saya jelaskan tadi, bahwa kampanye hitam atau kampanye negatif
sangat tidak perlu kalau kita sendiri bisa berdamai dalam berkampanye. Kampanye
hitam nampak membosankan. Trend sekarang adalah kampanye kreatif yang mengusung
daya imajinasi tingkat tinggi, dan menghasilkan sesuatu yang bernilai.
Teknologi dari zaman ke zaman berkembang
pesat, benar-benar drastis. Kita juga tidak menyangka, teknologi dulu yang
dibawah kendali manusia, kini terbalik 180 derajat. Gadget dan teknologi
seakan-akan adalah majikan kita, dan kita hanyalah seorang budak yang sulit
merdeka.
Gadget menyita perhatian kita, terutama dalam
berhubungan secara nyata. Kita lebih mempedulikan gadget dari pada orang yang
bahan pembicaraannya lebih penting. Kita seperti tergantung pada gadget itu
sendiri. Gadget seakan-akan seperti bagian tubuh kita, mendarah daging di tubuh
ini.
Bagaimana pendapat Anda mengenai gadget yang
merajalela?
Opini saya: Gadget yang kita buat, yang harusnya dibawah kendali kita, berubah
menjadi monster ganas penyita waktu dan perhatian. Gadget, yang harusnya
membuat pekerjaan menjadi mudah, sekarang membuat pekerjaan menjadi
berbelit-belit. Menurut saya, kita harusnya bisa mengendalikan diri, membagi
waktu, dan lebih mementingkan orang-orang disekitar kita terhadap gadget.
pilpres 2014 pilpres gadget opini kita pena pelangi hafizh debat capres 2014